Saya kira diantara anda pasti pernah ada orang lain yang rajin dan fasih membaca quran namun berkelakuan buruk? Tahu ilmu tasawuf tapi tidak punya sopan santun, selalu saja mengaji dan tidak memikirkan kehidupan didunia(tidak mempunyai pekerjaan dan penghasilan) ? dan sebagainya. Itu karena mereka mengaji hanya berdasarkan makna yang pertama.
Kemudian untuk makna yang kedua, adakah
teman anda yang tidak bisa membaca Al qur’an berprilaku baik, senang
memberi dan selalu menuruti orangtuanya? Ataukah orang yang bekerja
keras demi membahagiakan orangtuanya namun masih belum fasih membaca
Al-qur’an? Seperti itulah kiranya gambaran orang yang memaknai mengaji
pada 1 makna. Maka dari itu sangatlah penting memahami makna dari
mengaji secara lebih mendalam. Dua makna yang saya sebut sebenarnya
masih belum cukup untuk menjelaskan makna dari mengaji yang
sesungguhnya. Saya hanya sekedar mengingatkan khususnya bagi saya
sendiri dan umumnya bagi anda yang membaca…
Semoga kita semua senantiasa berada di jalan yang benar. Amin
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus